
Dalam pengembangan kreativitas, ada empat hal yang harus diperhatikan dan dapat mendukung pengembangan kreativitas anak yaitu :
Pemberian rangsangan mental dari aspek kognitif maupun kepribadian serta suasana psikologis
Maksud dari rangsangan mental pertama, yaitu aspek kognitif adalah pemberian stimulasi kepada anak dengan harapan anak mampu berfikir kreatif dan merespon stimulan yang ia dapatkan. Kedua, aspek kepribadian adalah anak diberi stimulasi untuk mengembangkan kepribadian yang ada didalam dirinya yang mendukung potensi kreatifnya, seperti kepercayaan diri, keberanian, tertarik pada kegiatan kreatif dan lain sebagainya. Ketiga, aspek suasana psikologis adalah pemberian stimulasi kepada anak agar anak merasa aman, nyaman, merasa disayangi (kasih sayang) dan merasa diterima oleh lingkungan sekitarnya. Maksud dari diterima ini menyangkut pada kekurangan dan kelebihan anak-anak. Kita sebagai orang tua ataupun pendidik harus menerima anak dengan segala kelebihan dan kekurangannya. Dengan begitu anak-anak akan merasa aman dan berani mencoba , berkreasi, berinisiatif dan melakukan sesuatu secara spontan.
Rangsangan mental dari tiga aspek yang telah dijelaskan diatas sangat penting bagi proses pengembangan kreativitas anak, karena anak akan merasa didukung, dihargai dan diterima keberadaannya sehingga ia akan berkreasi ataupun berkarya serta berani untuk memperlihatkan kemampuannya.
Penciptaan lingkungan kondusif untuk memudahkan anak dalam mendapatkan rangsangan melalui melihat, mendengar, dan memegang untuk pengembangan kreativitasnya
Lingkungan yang kondusif bisa diciptakan dari bagaimana kondisi iklim dan lingkungan sekitar anak. Lingkungan yang nyaman, aman dan menyenangkan berpengaruh besar terhadap tumbuhnya jiwa kreatif pada anak.
Terdapat tujuh aspek lingkungan yang mendukung jiwa kreatif anak, yaitu :
- Pencahayaan
Bisa berupa cahaya matahari, terangnya cahaya matahari yang langsung mengenai tubuh memiliki ikatan secara biologis pada tubuh dan pikiran manusia.
- Seni dalam lingkungan
Berupa karya nyata yang dapat dilihat dan dinikmati oleh anak. Contohnya ukiran, foto dalam bingkai, poster, lukisan, hiasan dinding, pernak-pernik dalam rak atau benda seni lainnya
- Warna
Warna bisa memberikan rasa tenang dan menyenangkan. Warna bisa juga membuat orang yang melihatnya merasa mempunyai energi penuh. Anak-anak sangat menyukai warna karena dengan warna kita bisa mengubah suasana hati, pikiran bahkan perasaan. Dengan begitu semangat dan perasaan senang akan menyertai dan timbul bersamaan dengan ide kreatif dari anak.
- Aroma
Aroma atau bebauan dapat merangsang otak dan berpengaruh pada daya ingat anak. Banyak sumber mengatakan bahwa aroma dapat mengembalikan ingatan lama seseorang.
- Bunyi dan Musik
Pada dasarnya anak-anak menyukai bunyi dan musik, karenanya setiap aktivitas/kegiatan anak pasti diiringi dengan berbagai nyanyian. Musik dapat meningkatkan daya ingat, fungsi otak, penataan suasana hati dan pikiran serta perasaan baru yang sangat mendukung untuk menjadi kreatif.
- Cita rasa
Rasa enak dan sedap dapat memengaruhi suasana emosional seseorang. Rasa enak akan tertinggal diingatan anak. Ini sama halnya seperti ketika mengingat hal menyenangkan yang akan membuat kita semangat kembali.
- Sentuhan
Sentuhan disini bisa diartikan dengan kasih sayang. Anak yang mendapatkan kasih sayang akan merasa dihargai dan disayangi, ini membuat kepercayaan diri dan keberanian anak semakin bertambah.
Pendidik (Guru) yang kreatif, yang mampu memberikan bantuan atau stimulasi tepat kepada anak dalam mengembangkan kreativitasnya.
Guru adalah tokoh utama yang berperan sangat penting dalam proses pengembangan kreativitas anak, khususnya dilembaga pendidikan. Guru kreatif membawa peluang lebih besar dalam menciptakan murid-murid kreatif. Hal-hal yang harus dimiliki oleh Guru kreatif, yaitu :
- Percaya diri
- Berani mencoba hal baru
- Menyadari keberagaman karakteristik peserta didik
- Positive thinking
- Memberikan contoh
- Memberikan kesempatan pada siswa untuk berekspresi, bereksplorasi dan berkreasi
Peran Orang tua dalam memberikan kesempatan, sebagai fasilitator atau pendukung anak ketika anak sedang mengembangkan kreativitasnya.
Jika di sekolah Guru adalah tokoh utamanya, diluar sekolah seperti rumah, Orang tua lah pemeran utamanya. Pemahaman orang tua terhadap tahapan perkembangan anak sangat diperlukan. Orang tua adalah support system terbesar anak, salah satunya saat anak-anak mencoba hal baru atau berkreasi.
Sikap orang tua yang membantu menumbuhkan kreativitas anak, sebagai berikut :
- Memberikan waktu atau kesempatan kepada anak untuk berfikir, merenung dan berkhayal
- Menghargai pendapat anak dan membantu anak apabila kesulitan dalam mengungkapkan pendapatnya
- Meyakinkan anak bahwa orang tua menghargai setiap apa yang dilakukan dan dicoba oleh anak
- Memfasilitasi kegiatan anak
- Memberikan pujian dengan sungguh-sungguh kepada anak
- Mendukung anak-anak untuk mandiri
- Memiliki kerja sama yang baik dengan anak
Setelah mengetahui faktor pendukung pengembangan kreativitas anak, berikut akan dijelaskan mengenai hambatan yang menghambat jalannya proses pengembangan kreativitas anak usia dini, yaitu :
- Faktor diri sendiri
Diri sendiri adalah faktor utama penghambat kreativitas. Mengapa demikian? Karena setiap manusia memiliki sikap dan perilaku yang biasa kita sebut dengan aspek psikologis. Pengaruh dari kebiasaan, prespektif orang lain, kemalasan, kekakuan dalam berfikir, ketakutan untuk mengambil resiko atau ketidakberanian untuk mencoba hal baru, menjadi alasan terhambatnya pengembangan potensi kreatif seseorang.
- Pola Asuh
Anak-anak yang tumbuh dan berkembang disuasana keluarga terbuka, saling menyayangi, saling menghargai, saling menerima dan mendengarkan pendapat orang lain, mereka akan tumbuh menjadi anak-anak yang aktif, terbuka, penuh inisiatif dan produktif. Sebaliknya, jika anak terlalu dikekang, tidak memiliki kebebasan berpendapat, memaksakan kehendak, mereka tidak akan memiliki peluang untuk berinisiatif.
- Sistem Pendidikan
Kegiatan disekolah yang membosankan, monoton dan kurang menyenangkan, membuat anak-anak merasa jenuh dan akhirnya tidak bergairah saat menerima materi pelajaran. Lingkungan sekolah yang kurang menunjang anak-anak untuk mengekspresikan kreativitasnya akan berdampak pada kurangnya kesempatan anak-anak untuk berani berkreasi.