Kata sains berasal dari bahasa latin ” scientia ” yang berarti pengetahuan. Menurut istilah pengetahuan yang diperoleh melalui pembelajaran dan pembuktian” atau “pengetahuan yang melingkupi suatu kebenaran umum dari hukum – hukum alam yang terjadi misalnya didapatkan dan dibuktikan melalui metode ilmiah
Salah satu ciri yang membedakan antara Islam dan yang lain adalah penekanan terhadap masalah ilmu (sains). Al-Qur’an mengajak kaum muslim untuk mencari dan mendapatkan ilmu dan kearifan, serta menempatkan orang-orang yang berpengaetahuan pada derajat yang lebih tinggi. Salah satu ayat Al-Qur’an menyebutkan pentingnya membaca, pena, dan ajaran untuk manusia (QS. Al-Alaq; 1-5), membicarakan tentang penciptaan Adam (QS. AlBaqarah: 31-32) kemudian Allah juga mengatakan bahwa tidak sama antara mereka yang mengetahui dengan yang tidak mengetahui (QS. 39:9), hanya orang belajarlah yang memahami (QS. 29:43), dan hanya orang yang berilmulah yang takut kepada Allah (QS. 35:28)
Pentingnya mempelajari ilmu-ilmu lain dalam perspektif Al-Qur’an dan Sunnah :
- Jika pengetahuan dari suatu ilmu merupakan persyaratan pencapaian tujuan-tujuan Islam sebagaimana dipandang oleh syari’ah mencarinya merupakan suatu kewajiban karena ia merupakan kondisi awal untuk memenuhi kewajiban syariah.
- Masyarakat yang dikehendaki oleh Al-Qur’an adalah masyarakat yang agung dan mulia, bukan masyarakat yang takluk dan bergantung kepada orang-orang kafir (QS. 4:141, QS. 8:60)
- Al-Qur’an menyuruh manusia memperjari sistem dan skema penciptaan, kejaiban-keajaiban alam, sebab-sebab dan akibat seluruh benda-benda yang ada, kondisi-kondisi organisme hidup dengan kata lain seluruh tanda-tanda kekuasaan Allah yang ada di alam eksternal dana kedalaman-kedalaman batin jiwa manusia. Al-Qur’an menyuruh berfikir dan merenungkan seluruh aspek-aspek penciptaan dan menyuruh manusia menggunakan nalar untuk menemukan rahasia-rahasia alam (QS. 50:6-8; QS. 88: 17-20; QS. 29: 20; QS. 51:20-21; QS. 3: 190-191)
- Alasan lain untuk memperlajari fenomena-fenomena alam dan skema penciptaan adalah bahwa ilmu tentang hukum alam dan karakterisrik-karakteristik benda-benda serta organismen-organisme dapat berguna untuk memperbaiki kondisi hidup manusia. Menurut Al-Qur’an mempelajari kitab alam akan mengungkapkan rahasia-rahasinya kepada manusia dan menampakkan koherensi, konsostensi dan aturan di dalamnya.
Peranan Sains dalam menganal Tuhan
Dalam Al-Qur’an ada lebih dari 750 ayat yang menunjukkkan kepada fenomena alam, dan manusia diminta untuk dapat memikirkannya agar dapat mengenal tuhan lewat tanda-tandanya:
- Ayat yang menggambarkan elemen pokok atau menyuruh manusia menyikapinya (QS. 86:5; QS. 24: 45; QS. 76:2)
- Ayat yang mencakup masalah cara penciptaan objek materil, maupun yang menyuruh manusia menyikap asal-usulnya (QS. 11:7; QS. 23: 12-14; QS. 21: 30; QS. 31:10; QS. 41:11; QS. 88: 17-20)
- Ayat yang menyuruh manusia untuk menyikap bagaimana alam fisis ini berwujud (QS.29:20; QS. 29:19)
- Ayat yang menyuruh manusia mempelajari fenomena alam (QS. 39:21; QS. 30: 48; QS. 2: 164;
- Ayat yang menunjukkan bahwa Allah bersumpah atas berbagai macam objek alam (QS. 91: 1-6; QS. 56: 75-76; QS. 86: 1-3)
- Ayat yang merujuk kepada fenomena alam kemungkinan terjadi kebangkitan (QS. 22:5; QS. 36:81; QS. 30:19)
- Ayat yang menekankan kelangsungan dan keteraturan penciptaan Allah (QS. 27:88; QS. 67: 3-4; QS. 15: 19; QS. 25: 2; QS. 39: 5; Qs. 21: 16)
- Ayat-ayat yang menjelaskan keharmonisan keberadaan manusia dengan alam fisis dan ketundukan apa yang ada dilangit dan di bumi dengan ketundukan manusia (QS. 2: 29; QS. 45:13; QS. 67:15; QS. 16:5; QS. 57:25; QS. 6:97)[1]
[1] Mehdi Golshani, Filsafat Sains Menurut Al-Qur’an (Bandung: Mizan, 2003), hlm. 32-37.
- Dampak dari Konsep Belajar Merdeka dan Konstruktivisme Bagi Generasi Masa Depan
- Konsep Pendidikan Paulo Freire dan Konsep belajar konstruktivisme
- Sejarah dan Perkembangan Bahasa Indonesia bagi Penutur Asing (BIPA)
- Ruang Lingkup Bahan dan Sumber Pengajaran BIPA
- BIPA sebagai Sentra Pendidikan dan kajian sains.