Tujuan dan Orientasi hidup manusia dalam islam

Penentuan kedudukan manusia manusia bukan berasal dari manusia tetapi sungguh-sungguh berasal dari penciptanya karena manusia tidak pernah menentukan dan diajak berkompromi kapan ia lahir, dimana ia lahir, dari rahim siapa ia lahir dan untuk apa dia lahir.

Tujuan dan Orientasi hidup manusia dalam islam

Dalam QS Al-Baqarah: 30; QS Hud: 61; QS. QS. Maryam: 93; QS. Al-Imran: 51 bahwa kedudukan manusia diciptakan ialah sebagai khalifah dibumi, sekaligus sebagai hamba. Persoalannya setiap orang harus menenmpatkan dirinya kapan ia berfungsi menjadi hamba dan kapan pula berfungsi sebgai khalifah.

Bacaan Lainnya

Dalam hala pelaksanaan ibadah mahdah seluruh rukun islam dan rukun iman, manusia harus mengikutinya tanpa intervensi akal. Manusia diberi otoritas penuh, untuk melakukan otoritas penuh untuk melakukan yang terbaik bagi alam semesta beserta isinya dengan keterbatasan yang telah digariskanNya[1]

Dalam QS Ad-Dzariyat ayat 56 Allah berfirman :

وَمَا خَلَقۡتُ ٱلۡجِنَّ وَٱلۡإِنسَ إِلَّا لِيَعۡبُدُونِ ٥٦

Artinya: Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi kepada-Ku (QS. Al-Dzariat: 56)

Lebih lanjut QS. Al-An’am ayat 162 mengatakan :

قُلۡ إِنَّ صَلَاتِي وَنُسُكِي وَمَحۡيَايَ وَمَمَاتِي لِلَّهِ رَبِّ ٱلۡعَٰلَمِينَ ١٦٢

Artinya : Katakanlah,  sesungguhnya sembahyangku, ibadatku, hidupku dan matiku hanyalah untuk Allah, Tuhan semesta alam (QS. Al-An’am: 162)

Dua ayat tersebut menegaskan bahwa tujuan diciptakannya manusia agar beribadah kepada Allah. Dia juga berfirman dalam QS Al-Baqarah ayat 30 :

وَإِذۡ قَالَ رَبُّكَ لِلۡمَلَٰٓئِكَةِ إِنِّي جَاعِلٞ فِي ٱلۡأَرۡضِ خَلِيفَةٗۖ قَالُوٓاْ أَتَجۡعَلُ فِيهَا مَن يُفۡسِدُ فِيهَا وَيَسۡفِكُ ٱلدِّمَآءَ وَنَحۡنُ نُسَبِّحُ بِحَمۡدِكَ وَنُقَدِّسُ لَكَۖ قَالَ إِنِّيٓ أَعۡلَمُ مَا لَا تَعۡلَمُونَ ٣٠

Baca Juga :  Kenakalan Remaja

Artinya: Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para Malaikat: “Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi”. Mereka berkata: “Mengapa Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan mensucikan Engkau?” Tuhan berfirman: “Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui” (QS. Al-Baqarah: 30)

Yang hendak dijadikan khalifah-Nya dalam ayat ini tidak lain adalah manusia. Kemudian QS. Al-Baqarah ayat 200-201 mengatakan bahwa dambaan manusia yang benar adalah kebaikan di dunia dan di akhirat. Selanjutnya dalam QS At-Taubah ayat 100 mengisyaratkan bahwasannya ridha Allah juga merupakan sesuatu yang layak dijadikan tujuan hidup insani

Dari penjelasan diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa idealisme hidup manusia paling sedikit ada empat macam yakni : beribadah, menjadi khalifah, memperoleh kesuksesan di dunia dan di akhirat dan mendapatkan ridha Allah[2]

sementara menurut Abdul Qodir Djaelani mengklasisikasikan tujuan hidup sebagai berikut :

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *