Pada abad pertengahan Al-Qur’anul-Karim dan Rosulullah adalah satu-satumya pendobrak pintu kegelapan teori ini dengan mengemukakan fakta-fakta penciptaan manusia yang sangat rumit dan ajaib.
Disinilah manusia bertekuk lutut dihadapan berbagai penemuan ilmiah yang berdasarkan bukti Al-Qur’anul-Karim semenjak 14 abad yang lalu sebagai berikut
- Laki-laki dan wanita itu sama-sama memiliki kontribusi dalam pembentukkan janin.
- Janin itu belum tercipta sebelum terjadi pertemuan antara kedua sel telur. Lalu akan terjadi perkembangan secara bertahap setelah terjadi proses pertemuan, Allah berfirman dalam QS.Nuh (71) ; 13-14 sebagai berikut,
Terjemahan : “Mengapa kamu tidak percaya akan kebesaran Allah? Padahal Dia sesungguhnya telah menciptakan kamu dalam beberapa tingkatan kejadian.”
Alam semesta diciptakan Allah bukan dengan main-main, bukan tanpa tujuan. Manusia yang merupakan bagian dari Alam itu pun diciptakan untuk suatu tujuan. Allah menegaskan tujuan penciptaan manusia dalam QS Al-Dzariyat (100) : 51sebagai berikut:
وَ مَا خَلَقْتُ الْجِنَّ وَاْلإِنْسَ اِلاَّ لِيَعْبُدُوْنَ (الداريات)
Terjemahan : “Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan agar mereka beribadah kepada-Ku.”
Ibadah yang merupakan kata serapan langsung dari kata al-ibadah mempunyai arti sama dengan kata al-ubudiyah dan al-sujud, yaitu menundukkan atau merendahkan diri. Hanya saja al-ibadah digunakkan untuk menekankan makna, sehingga mempunyai arti lebih. Karenanya yang berhak menerima ibadah hanya Allah SWT.