Komponen Keterampilan Kognitif Peserta Didik

Antara peserta didik satu dengan peserta didik lainnya mengalami proses kognitif yang sama namun kemampuannya yang berbeda-beda. Begitu pula dengan keterampilan kognitifnya. Itulah salah satu yang menyebabkan tiap peserta didik memiliki kemampuan yang berbeda-beda. Terdapat beragam kecenderungan kemampuan keterampilan kognitif peserta didik, yakni metakognitif, strategi kognitif, gaya kognitif, dan pemikiran kritis.

1. Metakognitif

Metakognitif adalah pengetahuan dan kesadaran tentang proses kognisi atau pengetahuan tentang pikiran dan cara kerja. Metakognitif merupakan suatu proses menggugah rasa ingin tahu karena individu menggunakan proses kognitif untuk merenungkan proses kognitifnya sendiri. Metakognitif tidak sama dengan kognitif atau proses berpikir (seperti membuat perbandingan, ramalan, menilai, membuat sintesis atau menganalisis).

Bacaan Lainnya

Sebaliknya metakognitif merupakan suatu kemampuan dimana individu berdiri di luar kepala dan mencoba untuk memahami cara ia berfikir atau memahami proses kognitif yang dilakukan, dengan melibatkan komponen-komponen perencanaan (functional planning), pengontrolan (self-monitoring), dan evaluasi (self-evaluation).

Komponen Metakognitif terdiri dari pengetahun metakognisi dan aktivitas kognisi. Pertama, pengetahuan metakognisi meliputi usaha monitoring dan refleksi atas pikiran-pikiran saat ini. Refleksi membutuhkan pengetahuan faktual tentang tugas, tujuan-tujuan atau diri sendiri dan pengetahuan strategis tentang bagaimana dan kapan menggunakan prosedur- prosedur tertentu untuk memecahkan masalah. Sedangkan aktivitas metakognitif meliputi penggunaan self a wareness dalam menata dan menyesuaikan strategi yang digunakan selama berpikir dan memecahkan masalah.

Menurut John Flavell (dalam Desmita 2010, 134) pengetahuan metakognitif secara umum dapat dibedakan menjadi 3 variabel, yaitu: (1) variabel individu, mencakup tentang person, manusia (diri sendiri dan juga orang lain), yang mengandung wawasan bahwa manusia, termasuk saya sendiri, memiliki keterbatasan dalam jumlah informasi yang dapat diproses.

Baca Juga :  Langkah-langkah Pemilihan Media dalam Proses Pembelajaran

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *