Hakikat Aplikasi Pembelajaran Berbasis TIK

Era Revolusi Industri 4.0 merupakan era keterbukaan informasi, komputerisasi, komputasi, dan automasi atau disebut juga dengan era transformasi digital dan era disrupsi yang ditandai dengan munculnya mesin-mesin robotik cerdas (artificial intelligence) dan internet yang masif (internet of things) dimana teknologi, informasi, dan komunikasi (TIK) mengambil peran pada seluruh aspek tatanan hidup manusia termasuk pendidikan.

Transformasi yang sangat masif dan revolusioner dalam dunia pendidikan termasuk pendidikan nasional memaksa sistem pendidikan untuk dapat menyesuaikan diri dengan arus transformasi tersebut supaya tidak tenggelam kedalam arus transformasi negatif yang dapat membahayakan masa depan anak bangsa. Adaptasi terhadap transformasi ini dilakukan secara cerdas melalui transformasi cara hidup termasuk cara belajar peserta didik yang mengintegrasikan TIK dengan tetap mempertahankan hakikat pendidikan nasional sebagai dasar implementasi pendidikan di Era Revolusi Industri 4.0 (Iriawan, 2019, hal. 1).

Bacaan Lainnya

Transformasi cara hidup termasuk cara belajar merupakan bentuk revolusi sosial sebagai penyesuaian terhadap kebutuhan dan tuntutan pada Era Revolusi Industri 4.0 yang di antaranya diprakarsai oleh Jepang melalui Society 5.0. Pada era ini, peran guru dalam memberikan pengetahuan secara mekanistis (transfer of knowledge) telah digantikan oleh teknologi, sehingga peran guru harus ditransformasi agar melakukan peran lainnya yang tidak dapat dilakukan oleh teknologi. Pembelajaran tidak lagi berorientasi materi (materialistis) dan intelektualitas, tetapi lebih berorientasi kepada proses, sikap, dan keterampilan hidup peserta didik yang dibutuhkan pada saat ini dan masa mendatang sehingga mereka dapat hidup dengan layak di lingkungan masyarakatnya termasuk masyarakat global. 

Baca Juga :  Jenis-jenis Lembar Kerja Peserta Didik atau LKPD

Perubahan orientasi pembelajaran pada Era Revolusi Industri 4.0 juga menyebabkan pergeseran orientasi tentang belajar yang sebelumnya dimaknai melalui pandangan beberapa aliran teori belajar di antaranya behaviorisme, kognitivisme, konstruktivisme, sosial, dan konstruktivisme sosial menjadi teori belajar yang relevan dengan tuntutan revolusi digital dan disrupsi seperti teori belajar aliran konektivisme yang terimplementasikan melalui MOOCs (massive open online courses) dengan berbagai platform yang tersedia. Aliran teori belajar ini memandang bahwa proses belajar tidak hanya terjadi pada seorang individu saja, tetapi terjadi pada suatu jaringan yang membentuk sistem. Aliran teori belajar ini lebih progresif dan revolusioner karena membahas tentang proses belajar yang terjadi pada sebuah sistem jaringan serta hubungan antara individu dan sistem jaringan yang tidak dijelaskan oleh teori-teori belajar sebelumnya. 

Era Revolusi Industri 4.0 sebagai era disrupsi memiliki ciri-ciri, di antaranya: (1) perubahan yang masif, cepat, dengan pola yang sulit ditebak (volatility); (2) perubahan yang cepat menyebabkan ketidakpastian (uncertainty); (3) terjadinya kompleksitas hubungan antarfaktor penyebab perubahan (complexity); dan (4) kekurangjelasan arah perubahan yang menyebabkan ambiguitas (ambiguity).

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *