Lunturnya Budaya Sopan Santun Peserta Didik Kelas Vi Mi Islamiyah Banjarsari Buduran Sidoarjo

· Pertanyaan No. 1: “Jika dipanggil orang tua langsung datang”.
Pada pertanyaan ini yang terdapat dalam angket kuisioner, menunjukkan hanya 10 anak saja dari 26 peserta didik yang ketika dipaggil orang tuanya langsung datang. Hal ini menunjukkan bahwa saat ini nilai nilai moral yang dimiliki anak berkurang, keadaan ini sangat memperihatinkan. Sudah sangat jelas sekali apabila menyakiti hati orang tua sangatlah berdampak buruk. Namun, hal itu kini kurang mendapatkan perhatian khusus dari seorang anak. Seorang anak akan tumbuh berkembang belajar dari pengalaman[5]. Anak saat ini dituntut untuk melakukan keterampilan seperti menyampaikan hal yang tidak disukainya dan yang membahayakan dirinya[6]
Tabel 1.2

·  Pertanyaan No. 2: “Berbicara dengan yang lebih tua menggunakan bahasa krama”.
Pada pertanyaan ini yang terdapat dalam angket kuisioner, menujukkan hanya 10 anak saja dari 26 peserta didik yang kesehariannya menggunakan bahasa krama kepada yang lebih tua. Keperibadian yang baik merupakan hasil dari pendidikan karakter yang ditanamkan sejak kecil. Pendidikan karakter pula yang kelak menjadi tolak ukur keberhasilan yang ditanam ketika sudah bermasyarakat.[7] Pesan moral yng terkandung dalam bahasa krama sendiri yaitu mengajarkan kepada kita untuk menjai masyarakat yang menjunjung tinggi kesopanan[8]. Bukan hanya mengajarkan kesopanan bahasa juga mengajarkan untuk menghargai dan menghormati kepada orang yang lebih tua dengan bertutur kata yang halus serta sopan santun[9]. Fenomena yang terjadi saat ini, seperti yang sudah dijelaskan dalam hasil respondenmenunjukkan bahwa kurangnya penggunaan bahasa jawa. Hal ini disebabkan mereka berfikir jika bahasa jawa merupakan bahasa kunoatau tidak modern dan akan mempengaruhi kemajuan pada dirinya[10].

Baca Juga :  Teknik Penyusunan Soal HOTS dalam Kurikulum 2013

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *